Orasi Ilmiah Prof. Dr. Yeni Herdiyeni: Pendekatan Teknologi Kecerdasan Buatan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Agro-Maritim

Orasi Ilmiah Prof. Dr. Yeni Herdiyeni: Pendekatan Teknologi Kecerdasan Buatan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Agro-Maritim

Seputar SSMI

Pendekatan AI Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Laut
Dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar, menyoroti berbagai krisis nyata yang mengancam ketahanan pangan dan agro-maritim di Indonesia. Meski teknologi terus berkembang, data menunjukkan penurunan produksi pangan seperti padi dan cabai secara nasional, serta kondisi perikanan yang mengalami overfishing. Penurunan ini diperparah oleh minimnya kemampuan prediksi di kalangan nelayan, yang berdampak tidak hanya pada ekonomi mereka tetapi juga pada keseimbangan ekosistem laut. Di sisi lain, transformasi digital UMKM masih belum merata karena lemahnya ekosistem pendampingan dan akses teknologi yang belum inklusif.

Sustainable AI: Mengelola Potensi Indonesia Secara Cerdas dan Inklusif
Prof. Yeni menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa dari sisi ekosistem tropis, laut yang luas, dan keanekaragaman hayati. Namun, untuk mengelola potensi tersebut secara optimal dibutuhkan strategi berbasis data, prediksi, dan adaptasi. Di sinilah konsep Sustainable AI memainkan peran krusial, dengan dua makna utama: AI for Sustainability (AI untuk keberlanjutan) dan Sustainability of AI (keberlanjutan teknologi AI itu sendiri). Teknologi AI tidak berdiri sendiri, ia berinteraksi dan bergantung pada individu, institusi, dan lingkungan – serta memberi dampak pada ketiganya.

Inovasi AI untuk Pertanian, Perikanan, dan UMKM
Sebagai wujud nyata dari konsep tersebut, Prof. Yeni mengembangkan berbagai sistem AI seperti computer vision untuk mendeteksi penyakit tanaman secara otomatis melalui kamera sederhana dan aplikasi mobile, yang hemat biaya serta ramah lingkungan. Tak hanya itu, ia juga menciptakan sistem monitoring penyakit perkebunan karet berbasis drone dan citra satelit, serta model AI berbasis time series untuk memprediksi fenomena upwelling di laut yang kaya nutrien – sebagai solusi menjaga ekosistem laut dan mencegah penangkapan ikan berlebih. Sementara di sektor UMKM, model AI digunakan untuk menilai posisi dan kesiapan digitalisasi, agar pemerintah dapat merancang kebijakan pengembangan yang lebih tepat sasaran.

Menuju Smart Village dan Strategi AI Nasional
Dalam skala yang lebih luas, Prof. Yeni mendorong pengembangan smart village berbasis AI dengan tiga pilar: citizen science, smart economy, dan smart community. Melalui pendekatan ini, masyarakat desa diajak berpartisipasi aktif dalam pengumpulan data dan pemanfaatan teknologi, menuju transformasi digital yang berkelanjutan. Ia juga menggarisbawahi tantangan besar AI di sektor agro-maritim seperti keterbatasan infrastruktur digital, rendahnya literasi, belum terintegrasinya data, dan belum adanya regulasi AI. Sebagai strategi menuju Indonesia Emas 2045, AI perlu dikembangkan secara inklusif, etis, dan adaptif – demi kedaulatan pangan dan ekonomi yang berkelanjutan.

Komitmen untuk Teknologi yang Berpihak pada Manusia dan Alam
Sebagai penutup, Prof. Yeni menyampaikan pesan mendalam: “Mari bangun AI yang tidak hanya handal secara teknologi, tetapi juga berpihak pada manusia dan lingkungan. Sustainable AI bukan hanya jalan ekonomi, tetapi juga jalan keberlanjutan bangsa.” Dalam mengemban amanah sebagai Guru Besar IPB University, ia menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi melalui pendidikan, penelitian, dan inovasi – demi Indonesia yang tangguh, cerdas, dan berkelanjutan di tengah tantangan zaman (ghs)